Netanyahu dan Utusan AS Bahas Soal Iran di Suriah

Netanyahu dan Utusan AS Bahas Soal Iran di Suriah

Militer.or.id – Netanyahu dan Utusan AS Bahas Soal Iran di Suriah.

Tank di Dataran Tinggi Golan, sisa pertempuran tank di Lembah Air Mata (Emek a Bach) selama Perang Yom Kippur. Di bagian depan adalah tank Centurion Israel yang diproduksi oleh Inggris (dimodifikasi oleh “Shot kal”). Di latar belakang, tank T-62 Suriah adalah buatan Soviet. (photo: Leonrid via commons.wikimedia.org)

Moskow, Militer.or.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima Perwakilan Khusus AS untuk urusan Suriah, James Jeffrey, pada hari Minggu 2-9-2018 di Tel Aviv, untuk membahas situasi di Timur Tengah, khususnya, masalah Suriah dan Iran, ujar kata kantor Perdana Menteri Israel, dirilis pada Senin 3-9-2018 oleh Sputniknews.com.

“PM Netanyahu bertemu dengan Perwakilan Khusus AS untuk Urusan Suriah, James Jeffrey. Keduanya membahas situasi di Suriah dan upaya bersama untuk menghentikan teror dan agresi Iran,” kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.

Israel adalah salah satu sekutu utama AS di Timur Tengah dan konsumen utama peralatan senjata dan militer AS. Kedua negara berbagi pendirian tentang masalah Iran, bergabung dengan upaya untuk meminimalkan pengaruh Teheran di wilayah tersebut dan di Suriah yang dilanda krisis. Israel telah berulang kali menyatakan keprihatinan keamanan atas kehadiran Iran di sebelah perbatasannya di Suriah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi mengatakan bahwa Teheran akan mempertahankan kehadirannya di Suriah selama Damaskus menginginkannya. Diplomat itu mencatat bahwa perang melawan terorisme adalah salah satu tugas pasukan Iran di Suriah, selain memberikan dukungan kepada pemerintah negara yang dilanda perang itu.

Penasihat Utama Pemimpin Tertinggi Iran untuk Urusan Internasional, Ali Akbar Velayati telah mencatat bahwa kehadiran Iran di Suriah telah dikoordinasikan dengan Moskow dan Damaskus dan tidak harus disetujui dengan Israel.

Hubungan Israel-Suriah telah tegang, terutama di atas Dataran Tinggi Golan yang disengketakan. Israel menduduki wilayah itu setelah Perang Enam Hari 1967 dengan Suriah dan mencaplok wilayah itu pada 1981. Komunitas internasional belum mengakui aneksasi tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan pada bulan Agustus 2018 bahwa Suriah berusaha untuk memulihkan kembali tentara negara itu ke tingkat sebelum perang dan bahkan meningkatkan jumlah pasukannya, sehingga Israel siap untuk skenario apapun. Israel memantau situasi dengan ketat tentang pembangunan kembali tentara Suriah, dan menekankan bahwa Israel siap untuk skenario apa pun.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *