Indonesia Butuh Satelit dan Drone untuk Pantau Terorisme

Indonesia Butuh Satelit dan Drone untuk Pantau Terorisme

ilustrasi: Drone Anka Turki. (N13s013 via commons.wikimedia.org)

Jakarta, Militer.or.id  –  Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan, membutuhkan satelit dan drone untuk memantau pergerakkan terorisme. “Satelit siapa aja yang dikasih. Bicara terorisme kan musuh dunia, mereka senang menawarkan perlunya apa, Inggris, Perancis, Jerman, dirilis Antara, Kamis, 8-11-2018.

Kalau saya telepon juga tadi, tapi tunggu, kita minta bantuan kalau penting, kalau kita mampu, enggak perlu (minta bantuan),” kata Ryamizard Ryacudu di sela-sela seminar bertajuk Ensuring Regional Stability Through Cooperation on Counter Terrorism pada Kamis 9-11-2018 di Indo Defence 2018 and Forum, JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

Ryamizard Ryacudu menegaskan aksi-aksi yang dilakukan teroris selama ini bukan merupakan ajaran Islam. “Teroris bukan Islam, Islam bukan seperti itu. Itu merusak Islam. Jadi sebetulnya teroris adalah musuh Islam. Islam membawa rahmat di muka bumi ini,” ujar Ryamizard Ryacudu.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menambahkan, untuk mencegah terorisme diperlukan kerja sama semua negara dan seluruh elemen bangsa. “Harus bersama-sama rakyat kalau cuma tentara cuma 2 persen,” ujar Ryamizard Ryacudu.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Negrillo Lorenzana, mengatakan, patroli laut yang dilakukan dalam kerangka perjanjian trilateral untuk melawan pembajakan di laut. Menurut dia, patroli tersebut cukup efektif, sebagaimana patroli yang dilakukan pada tahun 2017, dimana sejak patroli bersama dilakukan pembajakan atau penculikan di laut mulai berkurang.

Selain itu, kata dia, Filipina juga aktif dalam ADMM dan KTT Asia serta latihan bersama dengan Brunei Darussalam. Ia mengatakan, usaha untuk memerangi kejahatan transnasional dalam memerangi terorisme di kawasan maritim penting dilakukan. Filipina pun mematuhi ketentuan UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea) atau konferensi PBB tentang hukum laut.

“Tantangan utama dalam menghadapi terorisme di Laut Sulu yang cukup sibuk, butuh kekuatan yang cukup besar,” kata Ryamizard Ryacudu . Ia menambahkan, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah adanya “trust building” antara Indonesia dengan Filipina untuk sharing informasi, dimana tujuan dalam memerangi terorisme dalam kerangka “our eyes” ini merupakan tindakan yang signifikan.

“Saya akan menciptakan framework untuk negara kita, menjaga sumber daya alam dan teroris tidak boleh menculik di kawasan tersebut. Kawasan Asia harus bersih dari terorisme,” tegas Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *