Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Pentagon, Kongres AS Cari Alternatif S-400 untuk Turki

Sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia © Alexei Malgavko via Sputnik

Militer.or.id – Juru bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon), Eric Pahon mengatakan bahwa sistim pertahanan udara jarak jauh S-300 Rusia di Suriah tak akan berdampak kepada operasi militer Amerika Serikat di negara itu, seperti dilansir dari laman Sputnik pada hari Selasa.

“Tidak berdampak dalam operasi kami”, kata Pahon pada hari Senin, untuk meragukan dampak sistem pertahanan udara S-300 Rusia di Suriah. Pahon memperingatkan bahwa menambahkan lebih banyak sistem persenjataan di Suriah hanya dapat membahayakan militer yang beroperasi di daerah itu dan menyebabkan bahaya potensial bagi pesawat sipil.

Pahon menambahkan bahwa setiap senjata tambahan yang dikirim ke Suriah hanya berfungsi untuk meningkatkan situasi pada titik ini. Kita perlu mengadakan diskusi diplomatik untuk mengakhiri konflik di Suriah timur serta mendukung proses yang dipimpin Jenewa untuk mencapai penyelesaian konflik tersebut.

Pahon menegaskan kembali bahwa misi Amerika Serikat di Suriah tetap tidak berubah.

“Kami tetap fokus untuk mengalahkan ISIS”, kata Pahon.

Pada tanggal 2 Oktober lalu, Rusia menyelesaikan pengiriman sistem S-300 ke Suriah dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan pasukan Rusia yang dikerahkan disana. Langkah itu diumumkan setelah pesawat militer Il-20 Rusia jatuh pada 17 September oleh rudal yang diluncurkan oleh sistem pertahanan udara S-200 Suriah yang sejatinya menargetkan pesawat F-16 Israel yang melakukan serangan udara di Latakia.

Pesawat Ilyushin Il-20 Angkatan Udara Rusia © Dmitry Terekhov via Wikimedia Commons

Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan kecelakaan pada Angkatan Udara Israel, mengklaim bahwa jet Israel menggunakan pesawat pengintai Rusia itu sebagai perisai untuk menghindari tembakan sistem pertahanan udara Suriah.

Israel telah menyuarakan keprihatinan atas keputusan Rusia untuk memasok Suriah dengan sistem S-300, mengatakan bahwa Damaskus akan dapat bisa mengendalikan wilayah udara Israel.

Namun, Eric Pahon mengatakan kepada Sputnik bahwa Pentagon akan bekerja dengan Kongres AS untuk membantu mencari alternatif atas sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia untuk Turki.

“Kami punya diskusi diplomatik yang sedang berlangsung tentang hal itu. Kami menyerahkan laporan yang diamanatkan pada kongres AS tentang hubungan dengan Turki, Jumat lalu, 9 November. Sebagai bahagian dari laporan, itu hanya mencakup melihat hubungan kami dengan Turki, serta ketersedian senjata, keburukan dan semuanya. Kami berada dalam diskusi diplomatik dengan Turki untuk mencari alternatif yang layak untuk S-400. Jadi, kami membantu mereka menemukan alternatif bersama-sama dengan Kongres AS untuk pembelian S-400. Kami terus bekerja dengan Turki, terus bekerja dengan Kongres AS untuk mencoba menemukan alternatifnya”, terang Pahon.

Pada bulan Desember 2017, Ankara telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan Moskow yang mempertimbangkan pengiriman sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Turki. CEO Rostec, Sergey Chemezov mengatakan bahwa kontrak pengiriman 4 set batalyon S-400 senilai $ 2,5 miliar, dimana 55% dari jumlah kontrak itu akan ditutupi oleh pinjaman dari Rusia.

Pada 25 Oktober, Akara mengumumkan bahwa Turki akan memulai pengerahan S-400 pada Oktober 2019. Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengklarifikasi pada hari Rabu bahwa kontrak itu memungkinkan Ankara untuk menggunakan hak opsi setelah pengiriman utama dibawah kesepakatan itu telah dilakukan.

“Seperti yang telah kita diskusikan dengan mitra kami, Turki, pembelian S-400 akan memiliki konsekuensi yang signifikan atau dapat memiliki konsekuensi signifikan pada hubungan pertahanan AS-Turki. Ada banyak hal yang dibayar dengan itu”, kata Pahon.

Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa jika Ankara melanjutkan rencananya untuk membeli sistem S-400, Amerika Serikat dapat menahan transfer jet tempur F-35 ke Turki. Selain itu, Kongres AS mengeluarkan undang-undang yang akan memblokir transfer jet tempur generasi kelima F-35.

S-400 adalah sistem rudal mobile generasi berikutnya yang dapat membawa tiga jenis misil berbeda yang mampu menghancurkan berbagai target udara pada jarak pendek hingga jarak sangat jauh, mulai dari pesawat pengintai hingga rudal balistik.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *