Auditor: Kanada Kurang Teknisi dan Pilot Tempur

Auditor: Kanada Kurang Teknisi dan Pilot Tempur

Jet tempur CF-18 Hornet Angkatan Udara Kanada (RCAF) © US Air Forces via Wikimedia Commons

Militer.or.id – Auditor Umum Michael Ferguson melemparkan bola panas atas rencana Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk membeli jet tempur bekas dari Australia pada hari Selasa, dan mengungkapkan bahwa Angkatan Udara tak memiliki cukup pilot untuk menerbangkan pesawat yang sudah dimiliki saat ini.

Dilansir dari National Post, Ferguson mengatakan bahwa para komandan militer sudah memperingatkan pemerintah atas kekurangan personil pada tahun 2016, ketika Liberal berencana untuk menghabiskan anggaran miliaran dolar pada 18 unit jet tempur Super Hornet baru untuk melengkapi armada CF-18 Kanada yang sudah tua.

Namun pemerintah pun menepis kekhawatiran itu dan menekan maju dengan pembelian dengan hanya memberikan sedikit peningkatan pada pelatihan dan langkah-langkah lain, memastikan Angkatan Udara Kanada memiliki pilot dan teknisi untuk mengoperasikan pesawat baru, kata Ferguson.

Partai Liberal akhirnya menghentikan rencana akuisisi Super Hornet karena perselisihan dagang antara produsen Super Hornet, Boeing dan perusahaan pesaingnya asal Kanada,  Montreal Bombardier, dan sekarang berencana membeli 25 jet tempur F/A-18E Super Hornet bekas Australia seharga $ 500 juta atau sekitar $ 20 juta per unit.

Jet tempur F/A-18E Super Hornet RAAF © Andrew Mercer via Wikimedia Commons

Tetapi laporan auditor umum mengatakan berdasarkan penilaian militer dan juga dirinya bahwa hasilnya akan sama, yakni pesawat-pesawat tersebut tidak bisa kita gunakan.

“Menurut pendapat kami, tanpa adanya teknisi dan pilot memadai, efek pada operasi pasukan tempur akan kecil”, sebut Dephan Kanada.

Ferguson, dalam laporan sebelumnya tentang jet tempur pada tahun 2012 membantu mengungkap rencana pemerintah Harper untuk membeli armada jet tempur F-35 tanpa tender, mendukung penilaian terbarunya dengan sejumlah angka yang mengejutkan.

Sebagai perbandingan, pada tahun fiskal terakhir, 28 persen pilot tempur terbang lebih sedikit daripada jumlah jam terbang minimum yang diperlukan untuk mempertahankan keterampilan mereka dan 22 persen posisi teknisi dalam skuadron CF-18 telah kosong atau diisi oleh staf yang tidak berpengalaman.

Dan antara April 2016 dan Maret 2018, Angkatan Udara Kanada juga kehilangan 40 pilot jet tempur yang terlatih dan hanya mencetak 30 pilot tempur baru. Sejak itu, 17 orang lagi akan pergi atau mengatakan bahwa mereka berencana untuk pergi.

Desain jet tempur F-35 Angkatan Udara Kanada © Alain Rioux via Wikimedia Commons

Temuan auditor umum ini kemungkinan akan menambah bahan bakar ke api yang telah membara di sekitar Partai Liberal mengenai ke jet tempur, dengan partai-partai oposisi dan analis pertahanan mengkritik bagaimana pemerintah telah menangani file tersebut.

Banyak yang telah menyerukan sejak bertahun-tahun lalu kepada Partai Liberal untuk meluncurkan kompetisi segera guna menggantikan CF-18 Kanada, yang sudah berusia 35 tahun, tetapi pemerintah bersikeras menundanya.

Pemerintah diharapkan secara resmi meluncurkan tender senilai $ 19-miliar untuk 88 unit jet tempur baru musim semi mendatang, tapi pemenang tidak akan dipilih sampai tahun 2021 atau 2022. Jet tempur baru pertama diperkirakan tidak akan tiba hingga tahun 2025.

Sementara itu, meskipun ada rencana untuk menghabiskan lebih dari $ 3 miliar selama dekade berikutnya demi menjaga agar armada CF-18 Kanada tetap mengudara, Ferguson memperingatkan bahwa CF-18 dan jet tempur bekas Australia akan semakin usang.

Biaya $ 3 miliar tidak termasuk upgrade aktual ke sistem tempur pesawat, yang tak akan mengalami perbaikan signifikan sejak tahun 2008.

“Menerbangkan CF-18 hingga tahun 2032 tanpa ada rencana untuk upgrade kemampuan tempur akan menghasilkan peran yang kurang penting untuk kekuatan tempur dan akan menimbulkan risiko bagi kemampuan Kanada untuk berkontribusi pada operasi NORAD dan juga NATO”, kata Ferguson.

Tidak seperti dalam laporan sebelumnya, di mana ia membabat para pejabat pertahanan karena menyesatkan anggota parlemen dan menteri tentang F-35, Ferguson mengatakan bahwa sebagian besar masalah saat ini berada diluar kuasa militer.

Itu juga termasuk keputusan kontroversial pemerintah di bulan September 2016 untuk meningkatkan jumlah pesawat yang dibutuhkan angkatan udara agar tetap siap untuk melaksanakan misi.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *