Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Rahasia Kecelakaan Kapal Selam K-431 Dibawa Soviet Hingga Mati

Pada tahun 1985, sebuah kapal selam Soviet yang menjalani prosedur pengisian bahan bakar yang rumit mengalami kecelakaan aneh yang menewaskan sepuluh personel angkatan laut.

Bahan bakar yang terlibat bukan diesel, tapi nuklir, dan bencana lingkungan yang dihasilkan mencemari daerah tersebut dengan radiasi berbahaya dan langgeng.

Insiden, yang tetap dirahasiakan bahkan sampai  Uni Soviet berakhir. Kecelakaan ini juga menjadi  salah satu dari banyak kecelakaan nuklir yang dialami Angkatan Laut Soviet selama Perang Dingin.

Perencana perang nuklir Uni Soviet memiliki waktu yang sulit untuk menargetkan Amerika Serikat. Sementara Amerika Serikat hampir mengepung negara sosialis besar dengan rudal nuklir di negara-negara seperti Turki dan Jepang.

Salah satu solusinya adalah pengembangan awal kapal selam rudal nuklir. Kapal selam ini, yang dikenal sebagai kelas Echo I dan Echo II, dilengkapi enam rudal jelajah ke darat dan delapan P-5 “Pyatyorka”.

Dijuluki “Shaddock” oleh NATO, P-5 adalah sebuah rudal subsonik dengan jarak tempuh 310 mil dan membawa 200 atau 350 kiloton nuklir. P-5 memiliki diameter penargetan  1,86 mil, yang berarti setengah dari rudal yang ditujukan pada target akan mendarat dalam jarak itu, sementara separuh lainnya akan mendarat lebih jauh.

Rudal tersebut disimpan dalam silo horisontal besar di sepanjang dek kapal selam. Untuk meluncurkan rudal P-5, kapal selam akan memasang dan mengaktifkan radar pelacak, lalu memberikan informasi panduan ke rudal saat terbang di ketinggian tinggi.

Sistem itu tidak sempurna – tautan komando rentan terhadap jamming dan kapal selam itu perlu tetap berada di permukaan yang akan menjadi sasaran  pesawat patroli dan kapal laut, sampai rudal mencapai sasaran. Akhirnya rudal P-5 ditarik dan  diganti dengan P-6, senjata serupa namun  dengan radar pencari sendiri untuk menyerang kapal induk Amerika.

Pengenalan P-6 memberi Echo II sebuah kehidupan  baru. Pada tahun 1985, kapal selam K-431, salah satu dari Kelas Echo II sudah berusia 20 tahun namun masih berguna secara teknis. Seperti semua Echo II, K-431 didukung oleh dua reaktor air bertekanan yang menggerakkan turbin uap menjadi 60.000  tenaga kuda daua kapal.

Seiring berjalannya waktu, pasokan bahan bakar nuklir K-431 dibutuhkan untuk mengisi ulang, dan pada awal Agustus prosesnya dimulai di fasilitas Angkatan Laut Soviet di Teluk Chazhma.

Pada tanggal 10 Agustus, kapal selam sedang dalam proses pengisian bahan bakar. Kabarnya, tutup reaktor-lengkap dengan batang bahan bakar nuklir baru-diangkat sebagai bagian dari proses tersebut. Sebuah balok diletakkan di atas tutupnya untuk mencegahnya terangkat lebih tinggi lagi.

Namun  penanganan yang tidak kompeten  mengakibatkan tangkai diangkat terlalu tinggi ke udara. Hal ini mengakibatkan reaktor kanan mencapai massa kritis, diikuti oleh reaksi berantai dan ledakan.

Ledakan itu meniup tutup reaktor seberat 12 ton  dan batang bahan bakar serta memecahkan lambung tekanan. Inti reaktor hancur, dan delapan perwira serta dua orang tamtama yang berdiri di dekatnya terbunuh seketika.

Sebuah ledakan  melemparkan puing-puing  ke udara dan jatuh hingga jarak  650 meter dengan ruang selebar 3,5 kilometer ditempuh melawan arah angin di Semenanjung Dunay. Lebih banyak puing dan isotop Cobalt-60 dilempar ke laut dan menuju dermaga terdekat.

Menurut Nuclear Risks, kecelakaan tersebut memunculkan kontaminasi radioaktif sangat tinggi. Radiasi sinar gamma tidak terlalu buruk.  Pada tingkat paparan lima milisieverts per jam atau  setara dengan ketika kita mendapatkan CT scan  setiap jamnya.

Namun, ledakan tersebut juga melepaskan 259 petabecquerels partikel radioaktif, termasuk 29 gigabecquerels yodium-131, penyebab kanker. Tempat ini sangat buruk bagi awak pembersihan darurat, terutama petugas pemadam kebakaran yang perlu dekat dengan lokasi ledakan, dan desa terdekat Shkotovo-22.  Sebanyak 49  anggota kru pembersih menunjukkan gejala penyakit radiasi, 10 di antaranya menunjukkan gejala akut.

Satu titik terang dalam insiden tersebut adalah bahwa benda itu melibatkan batang bahan bakar baru dan bukan yang lama, dan dengan demikian sejumlah besar isotop berbahaya yang dihasilkan selama operasi pembangkit nuklir, seperti strontium-90 dan cesium-137, tidak ada.

Meski wilayah Chazhma Bay tampak terkontaminasi hingga hari ini dengan radiasi, tidak diketahui berapa banyak kejadian K-431 dan berapa banyak hasil dari banyak kapal selam bertenaga nuklir yang dibuang dan dilupakan di daerah tersebut.

Kejadian K-431 adalah satu dari beberapa kecelakaan yang melibatkan reaktor kapal selam Soviet. Sepuluh kapal selam Soviet mengalami kecelakaan nuklir, dan yang satu lagi, K-11, juga mengalami masalah kritis pengisian bahan bakar.

Armada kapal selam nuklir Angkatan Laut Amerika sebaliknya, mengalami nol kecelakaan nuklir – tidak hanya selama Perang Dingin tapi sampai saat  ini.

Tingkat kecelakaan tinggi juga kerap   menyebabkan krisis militer antara Washington dan Moskow karena kerap diikuti teori sabotase.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *