Tentang S-300 Suriah, AS Khawatir Tragedi Il-20 Terulang

Tentang S-300 Suriah, AS Khawatir Tragedi Il-20 Terulang

Sistem rudal S-300 Rusia dalam status “siaga” © Russian MoD

Militer.or.id – Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, James Jeffrey, bahwa hibah sistem S-300 Rusia ke Suriah merupakan risiko besar karena mereka dapat menggunakan senjata ini dan menyebabkan terulangnya tragedi Il-20, seperti dilansir dari laman Bao Dat Viet.

“Anda ingat tragedi yang terjadi akibat kesalahan tentara Suriah yang salah tembak”, kata James Jeffrey. “Akibatnya, Il-20 Rusia tertembak jatuh, dan jika saya tidak salah, 15 orang tewas”.

Menyediakan pertahanan udara S-300 itu akan membuat tentara Suriah lebih cenderung melakukan pelanggaran serupa di masa depan. Jadi kami mendesak Rusia untuk berhati-hati dalam hal ini, lanjut Jeffrey.

Selain itu, Jeffrey mencatat bahwa mekanisme komunikasi antara AS dan Suriah masih berjalan baik, dan Washington melihat tidak perlu mengubahnya.

Pesawat Ilyushin Il-20 Angkatan Udara Rusia © Dmitry Terekhov via Wikimedia Commons

Dengan keprihatinan dari AS, Menteri Negara urusan Yerusalem, Warisan Lingkungan dan Budaya Israel, sekaligus ketua bersama komite antar pemerintah Israel, Zeev Elkin mengatakan bahwa S-300 Rusia untuk Suriah adalah kesalahan besar karena Damaskus tidak selalu tahu bagaimana cara menggunakan senjata ini dengan benar.

“Ruang lingkup sistem ini S-300 cukup luas, meliputi seluruh wilayah Israel, sehingga militer Suriah, jika mereka mau, dapat mencoba menembak jatuh pesawat sipil atau bahkan pesawat militer Israel”, kata Elkin.

Israel biasanya menanggapi serangan di wilayahnya menggunakan jet tempur dan bukan melalui pernyataan di tingkat internasional tetapi oleh tindakan nyata yang pasti akan terjadi dalam kasus seperti itu.

Saat ditanya apakah israel akan menggunakan senjata anti-pesawat jika S-300 di Suriah menyerang sasaran Israel, Zeev Elkin mengatakan militernya akan melawan serangan itu. Dengan serangan udara atau pesawat terbang Israel dan sangat berharap tidak akan ada ahli Rusia di sana.

Pengujian sistem anti-rudal Iron Dome © Kemhan Israel

Para pejabat Israel membuat pernyataan itu dalam konteks penarikan Rusia terhadap teknisi rudal permukaan-ke-udara S-300 setelah mereka membantu pasokan ketiga batalion rudal S-300 untuk Suriah.

Sebelumnya diberitakan bahwa para spesialis milter Rusia menseting ulang sistem S-300 Suriah pada awal Oktober. Konfigurasi S-300 Suriah telah diperbaharui dan ditingkatkan menjadi standar S-300PMU2 Favorit versi ekspor dan kostumisasi khusus untuk Suriah. Mereka telah kembali ke Rusia beberapa hari yang lalu.

Namun, fakta bahwa S-300 siap tempur tidak berarti bahwa sistem rudal Suriah itu siap untuk bertempur, tetapi Rusia harus melatih operator Suriah untuk menguasai senjata baru itu dalam waktu 3 bulan untuk dapat mengoperasikannya secara mandiri.

Disaat yang sama, Rusia juga telah mengirimkan sistem komando dan kontrol mutakhir, 9S52M Polyana-D4M, yang digunakan oleh brigade pertahanan udara gabungan.

Peluncuran rudal dari sistem S-300 Rusia dalam latihan Vostok 2018 © Kemhan Rusia via Youtube

Sistem Polyana-D4M dapat memerintahkan sistem rudal anti-pesawat yang disinkronkan secara terpisah dan memerintahkan kombinasi sistem itu dalam brigade udara campuran melalui sistem komando yang tersinkronisasi seperti sistem S-300, Buk, Tor, Pantsir-S1 dan Tunguska.

Dapat dikatakan bahwa Polyana-D4M adalah sistem yang sangat vital untuk membantu berbagi informasi target melalui radar jarak jauh yang lebih modern seperti S-300 untuk sistem pendeteksian target pada sistem jarak dekat atau kurang modern seperti S-75, S-125 dan Pantsir-S.

Sistem ini akan mengubah sistem pertahanan udara Suriah menjadi sistem pertahanan udara yang solid, fleksibel dan terintegrasi yang menyulitkan bagi Israel dalam membuat keputusan.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *