Dahsyat ! Selain S-400 Rusia, Saudi Akan Beli THAAD AS

Dahsyat ! Selain S-400 Rusia, Saudi Akan Beli THAAD AS

Sistem senjata THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ditugashakn di Task Force Talon © Dephan AS

Militer.or.id – Pada hari Rabu, 28 November 2018, Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan bahwa Arab Saudi akan membeli sistem rudal pertahanan udara THAAD (Terminal High Altitude Area Defence) buatan Amerika senilai $ 15 miliar, seperti dilansir dari laman Army Recognition.

Pembahasan Jadwal Pengiriman S-400 ke Riyadh

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Rusia, Raed bin Khaled Qrimli bahwa Pemerintah Saudi dan Rusia sedang membahas tanggal pengiriman yang disepakati atas sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 ke Riyadh.

Penjualan tersebut merupakan bagian dari perjanjian yang ditandatangani tahun lalu dalam kunjungan bersejarah Raja Saudi Salman ke Moskow, perjalanan pertama oleh raja Arab Saudi yang berkuasa.

Qrimli mengatakan bahwa pada bulan September ada masalah teknis yang luar biasa. S-400 Triumf adalah sistem rudal permukaan-ke-udara generasi baru buatan Rusia.

Sistem pertahanan udara Rusia S-400 dan Pantsir. © Russian Federation MoD

Sistem S-400 dapat membawa tiga jenis rudal berbeda yang mampu menghancurkan berbagai target udara pada jarak pendek hingga sangat jauh, mulai dari pesawat udara pengintai hingga rudal balistik.

Sebelumnya, Duta Besar Arab Saudi untuk Rusia Raed bin Khaled Krimli menyatakan bahwa ia berharap Washington tidak akan menjatuhkan sanksi terhadap Riyadh atas pembelian sistem rudal pertahanan udara jarak jauh S-400 dari Rusia tersebut.

Pembelian Sistem THAAD dari AS

Pada bulan Oktober 2017, Departemen Luar Negeri AS telah merilis informasi tentang kemungkinan Penjualan Militer Asing kepada Pemerintah Arab Saudi untuk Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) dan dukungan, peralatan dan layanan terkait dan perkiraan senilai $ 15 miliar.

Menurut situs Badan Kerjasama Pertahanan Keamanan AS (DSCA), Pemerintah Arab Saudi telah mengajukan permintaan untuk pembelian:

  • 44 peluncur Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)
  • 360 rudal pencegat THAAD
  • 16 grup Stasiun Kendali Tembak dan Komunikasi THAAD
  • 7 radar AN/TPY-2 THAAD

Termasuk peralatan pemeliharaan baterai THAAD dan 43 penggerak utama, generator, unit daya listrik, trailer, peralatan komunikasi, peralatan uji beserta alat pemeliharaan, perbaikan dan pengembalian, integrasi sistem dan checkout, suku cadang, publikasi dan dokumentasi teknis, pelatihan personil, dukungan teknis dan logistik lainnya.

Angkatan Darat AS menerima baterai pertama THAAD tahun 2009 © Lockheed Martin

Angkatan Bersenjata Kerajaan Arab Saudi ingin meningkatkan kemampuannya untuk mempertahankan diri terhadap ancaman rudal balistik yang berkembang di wilayah tersebut. Kemampuan exo-atmosferik, hit-to-kill THAAD akan menambah arsitektur pertahanan rudal berlapis Arab Saudi, dan akan mendukung modernisasi Angkatan Pertahanan Udara Kerajaan Arab Saudi (RSADF).

Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) adalah sistem pertahanan rudal anti-balistik buatan Amerika Serikat yang dirancang untuk menghancurkan rudal balistik jarak pendek, menengah, dan menengah.

Sistem THAAD dirancang, dibangun dan diintegrasikan oleh perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin Space Systems yang bertindak sebagai kontraktor utama.

Subkontraktor utama lain termasuk perusahaan Raytheon, Aerojet Rocketdyne, Boeing, Honeywell, BAE Systems, Oshkosh Defence dan MiltonCAT.

Sistem rudal THAAD diperkirakan memiliki jangkauan 200 km, dan mampu mencapai ketinggian 150 km. Baterai THAAD terdiri dari setidaknya enam kendaraan peluncur, masing-masing dilengkapi dengan 8 rudal, dengan dua pusat operasional taktis (TOC) mobile dan radar berbasis darat (GBR) AN/TPY-2.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

author
NKRI adalah harga mati! Demikian menjadi prinsip hidup penulis lepas ini. Berminat terhadap segala macam teknologi militer sejak kelas 5 SD, ketika melihat pameran Indonesian Air Show 1996.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *