Kesepakatan S-400 Ancam Peran Turki di Program F-35

Kesepakatan S-400 Ancam Peran Turki di Program F-35

Jet tempur siluman generasi kelima F-35 rakitan Jepang © Nikkei

Militer.or.id – Turki bakal menghadapi pengusiran paksa dari program F-35 jika melanjutkan pembelian sistem rudal pertahanan udara jarak jauh S-400 buatan Rusia, menurut laporan Pentagon yang dilansir dari laman Daily Sabah.

Mengutip soal kesepakatan S-400, Kongres AS dengan cepat menyetujui amandemen Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) yang melarang penjualan F-35 kepada Turki sampai Pentagon mengeluarkan laporan mengenai hubungan Amerika-Turki dalam 90 hari.

Dalam ringkasan setebal dua halaman dari laporan yang dilihat oleh Anadolu Agency, Pentagon menekankan posisi geostrategis Turki yang unik disisi tenggara NATO yang menjadi alasan mengapa AS dan Turki berbagi kepentingan regional yang signifikan.

Sistem pertahanan udara Rusia S-400 dan Pantsir. © Russian Federation MoD

Laporan itu menyoroti rencana kredibel Turki untuk membuat jumlah pembelanjaan pertahanan tahunannya menjadi 2 persen dari PDB, ini permintaan kunci Presiden AS Donald Trump dari negara sekutu NATO.

“Meskipun ada ketegangan bilateral, Turki tetap menjadi mitra militer yang produktif dibanyak daerah”, kata Pentagon, menyebutkan Ankara “sekutu NATO yang kritis”.

Namun, laporan juga mengatakan bahwa pemerintahan Trump akan meninjau kembali keikutsertaan Turki dalam program jet tempur F-35 sebagai salah satu dari 8 negara mitra seandainya mereka melanjutkan pembelian S-400 dari Rusia.

Selain itu, akuisisi S-400 dapat memicu sanksi AS dan dapat mempengaruhi pembelian senjata lainnya oleh Turki, tambahnya.

Sistem peluncur rudal taktis MIM-104 Patriot. © US Army via Wikimedia Commons

Dalam upaya menjauhkan Turki dari kesepakatan dengan Rusia, Washington pun telah mengembangkan sebuah paket alternatif untuk menyediakan sistem pertahanan rudal yang kuat, yang mampu dan kompatibel dengan peralatan NATO.

Menurut Pentagon, “penting untuk memberikan alternatif nyata yang akan mendorong Turki untuk menjauh dari akuisisi S-400 yang merusak”. Turki adalah mitra penting dalam program F-35 internasional dan merupakan satu-satunya sumber di dunia untuk beberapa bagian pesawat tersebut.

“Industri pertahanan Turki memproduksi suku cadang pesawat untuk semua varian dan pelanggan F-35”, kata Pentagon.

Turki telah berada di program F-35 sejak awal (1999), dan industri pertahanan Turki telah mengambil peran aktif dalam produksi pesawat terbang dan menginvestasikan $ 1,25 miliar dalam pengembangan pesawat tempur ini.

Formasi jet tempur siluman F-35A Angkatan Udara AS. © US Air Force via Wikimedia Commons

Negara ini berencana untuk membeli 100 jet tempur F-35 di tahun-tahun mendatang. Dari 100 pesawat, 30 telah disetujui. Negara mengambil pengiriman jet tempur F-35 pertama pada sebuah upacara di Fort Worth, Texas, pada 21 Juni. Dua F-35 diharapkan akan dikirimkan pada bulan Maret 2019.

Pada Desember 2017, Ankara setuju untuk membeli 2 (dua) S-400 buatan Rusia dalam sebuah kesepakatan senilai lebih dari $ 2 miliar. Pejabat Turki pun telah berulang kali mengatakan bahwa pembelian sistem S-400 itu dibuat untuk memenuhi kebutuhan keamanan negara. Dengan pembelian S-400, Ankara bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya ditengah ancaman dari PKK dan teroris Daesh di rumah dan konflik diseluruh perbatasannya di Suriah dan Irak.

Ankara telah kecewa dengan sekutu NATO-nya karena kurangnya kerjasama dalam memenuhi kebutuhan pertahanannya. Pada 25 Oktober, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar mengatakan bahwa Turki akan memulai pemasangan sistem rudal anti-pesawat S-400 pada bulan Oktober 2019. Para pejabat Turki bahkan telah berulang kali menekankan pembelian S-400 adalah kesepakatan yang dilakukan dan tidak dapat dibatalkan.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

author
NKRI adalah harga mati! Demikian menjadi prinsip hidup penulis lepas ini. Berminat terhadap segala macam teknologi militer sejak kelas 5 SD, ketika melihat pameran Indonesian Air Show 1996.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *