“Penyelidikan Fregat Cuma Kedok” – Militer.or.id

Fregat mutakhir, KNM Helge Ingstad milik Angkatan Laut Norwegia tenggelam setelah bertabrakan dengan kapal tanker © Norwegian Coastal Administration via Reuters

Militer.or.id – Investigasi resmi terhadap fregat mahal Norwegia, KMN Helge Ingstad, yang tenggelam setelah mengikuti latihan bersama dibawah komando NATO tersebut, telah gagal mengidentifikasi penyebab bencana paling serius akhir-akhir ini di Angkatan Laut Norwegia, sehingga memicu kritikan keras, seperti dilansir dari laman Opphavsrett NRK.

Eivind Sanden Vågslid, mantan pejabat tinggi di direktorat maritim Norwegia dan juga anggota lama Organisasi Maritim Internasional (IMO) PBB telah mengeluarkan kritik pedas terhadap laporan awal mengenai tabrakan bulan lalu, yang telah menyebabkan hampir tenggelamnya fregat KNM Helge Ingstad.

Opini panjang yang ditulis Vågslid untuk lembaga penyiaran nasional Norwegia, NRK, dia menekankan bahwa laporan tersebut “penuh dengan spekulasi”, menyerukan para penyelidik mengeluarkan laporan yang “diperbarui dan diperbaiki” daripada yang baru dikeluarkan, secepatnya.

Selain menunjukkan kesalahan manusia dan mengesampingkan masalah teknis di atas kapal perang, laporan itu tetap gagal menjawab dengan benar masalah tanggung jawab, menurut Vågslid penyelidikan tersebut cuma sebagai “kedok” tanpa kesimpulan.

Fregat KNM Helge Ingstad Angkatan Laut Norwegia bertabrakan dengan kapal tanker © Joseph Dempsey via Twitter

Laporan itu menyebutkan kecelakaan itu masalah yang rumit, melangkah jauh hingga mengklaim bahwa tidak ada faktor tunggal yang dapat diidentifikasi sebagai alasan tabrakan antara fregat yang kembali dari latihan NATO dan kapal tanker minyak yang penuh muatan pada dini hari 8 November. Vågslid pun sangat tidak setuju, mengklaim bahwa laporan itu melebih-lebihkan peran tanker dan meremehkan peran fregat dan juga awaknya.

“Alasan terjadinya tabrakan adalah kelalaian navigasi dari fregat, tidak ada keraguan tentang itu”, tulis Vågslid, menyebut bahwa tabrakan itu sebagai “hal yang memalukan” bagi Angkatan Laut Norwegia. Dia pun terkejut dan kecewa atas kecelakaan itu dan cara penanganannya.

Vågslid mengutip tentang peraturan navigasi dasar yang mengharuskan kapal untuk selalu belok kanan (memutar haluan ke kanan) ketika mencoba untuk menghindari kecelakaan.

“Berbelok ke kiri adalah kesalahan fatal dan besar yang tidak akan pernah dibuat oleh siapa pun di anjungan itu”, kata pensiunan direktur maritim, menekankan bahwa komisi investigasi kecelakaan harus segera menyoroti kesalahan ini.

Vågslid menulis bahwa fregat seharusnya mengurangi kecepatannya dan tidak pernah berbelok ke kiri sejak awal. Sebagai gantinya, para kru mulai berlayar ke selatan sekitar 17-18 knot dan berbelok menuju port (ke kiri).

Tujuh anggota awak yang berada di anjungan (telah melakukan pelanggaran regulasi), termasuk seorang berkebangsaan Amerika, yang perannya masih belum diklarifikasi, dilaporkan ia salah mengira kapal tanker besar itu adalah terminal minyak itu sendiri, yang baru saja ditinggalkan.

Vågslid tidak mempercayai penjelasan para kru bahwa mereka berayun ke kiri untuk menghindari tabrakan dengan objek stasioner yang ada disana.

“Instrumen navigasi, secara normal akan memberi mereka gambaran yang sangat bagus bahwa mereka berada beberapa ratus meter dari daratan”,  tulis Vågslid.

Komisi investigasi kecelakaan belum mengomentari kritikan Vågslid ini. Tabrakan juga sedang diselidiki oleh kepolisian setempat. Para pejabat pertahanan Norwegia sebagian besar tetap bungkam, meskipun meluncurkan penyelidikan mereka sendiri.

Menteri Pertahanan, Frank Bakke-Jensen, telah dikritik karena mengeluhkan liputan media tentang kecelakaan terbesar dipenghujung tahun yang menghantam Angkatan Laut Norwegia dengan mengklaim pers telah mengajukan banyak pertanyaan.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

author
NKRI adalah harga mati! Demikian menjadi prinsip hidup penulis lepas ini. Berminat terhadap segala macam teknologi militer sejak kelas 5 SD, ketika melihat pameran Indonesian Air Show 1996.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *