Fin Komodo Mobil Off-Road Murni Buatan Indonesia

Fin Komodo Mobil Off-Road Murni Buatan Indonesia

Militer.or.id – Fin Komodo Mobil Off-Road Murni Buatan Indonesia.

Mobil Fin Komodo (Verosaurus)

Mobil “off road” pertama yang 100 persen murni hasil karya anak negeri itu diproduksi dari bahan baku dan suku cadang hasil buatan 42 usaha kecil menengah (UKM) dari berbagai daerah di Indonesia.

“Fin” yang ditempelkan sebagai nama depan kendaraan roda empat itu adalah singkatan dari Formula Indonesia, yang artinya mobil “off road” ini memang benar-benar murni karya Indonesia sendiri.

Kreator Fin Komodo yang juga peraih penghargaan BJ Habibie Technology Award 2017, Ibnu Susilo, memimpikan pada tahun 2045 atau sewaktu peringatan 100 tahun Indonesia merdeka nanti sudah mempunyai industri otomotif yang mandiri. Oleh sebab  itulah Ibnu Susilo berteguh hati proses produksi Fin Komodo sejak awal hingga akhir harus melalui tangan-tangan bangsa Indonesia.

“Mulai dari merancang, menganalisa, membuat sampai memasarkan, semua 100 persen Indonesia,”ujar Ibnu Susilo.

Kendati bahan baku dan suku cadangnya diproduksi oleh tangan-tangan pelaku UKM, namun kualitasnya telah teruji dan melalui jalan-jalan noninfrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk menyambung akses daerah-daerah terpencil di negeri ini.

Ibnu Susilo yang merupakan salah satu tim perancang pesawat N250 karya BJ Habibie, mengaplikasikan teknologi kulit pesawat terbang yang ringan untuk kendaraan “off road” Fin Komodo. Dari situlah timbul keunggulan mobil “off road” asal Cimahi, Jawa Barat ini yaitu mempunyai bobot ringan, tetapi bermesin 250 cc yang mampu melintasi medan ekstrem seperti menyeberangi lumpur yang merendam separuh badan mobil atau melibas semak sekalipun.

Fin Komodo dapat digunakan untuk medan hutan dengan jarak tempuh sepanjang 100 kilometer, dengan waktu tempuh 6 hingga 7 jam. Keunggulan lain dari Fin Komodo adalah efisien dalam pemakaian bahan bakar, hanya membutuhkan kurang lebih 5 liter dari kapasitas tangki 20 liter untuk jarak tempuh tersebut.

Kapasitas tangki 20 liter memungkinkan Fin Kmoodo dapat digunakan untuk operasi di dalam hutan selama 4 hari perjalanan siang hari. Fin Komodo juga dapat dengan mudah dan aman melalui medan tanjakan atau menurun dengan kemiringan hingga 45 derajat.

Tak ayal, berkat ketangguhan mobil “off road” yang “kecil-kecil cabe rawit” ini sudah digunakan oleh berbagai kalangan untuk beragam kebutuhan seperti pertambangan, pengeboran, perkebunan, kehutanan, misi kesehatan, penelitian geologi, dan bahkan menjadi kendaraan taktis TNI/Polri.

Pemasarannya pun sudah tersebar ke seluruh Indonesia seperti ke Manado hingga Merauke. Untuk penjualan skala internasionalnya pun sudah diekspor ke Afrika bagi kepentingan survei geologi dan Malaysia.

Tidak Instan Perjalanan Fin Komodo dimulai sejak taun 2005 sewaktu Ibnu Susilo mulai melaksanakan riset pasar, kemudian setahun berikutnya pada tahun 2006 beralih pada rancang bangun, dan pada tahun  2007 purwarupa pertama dihasilkan yang disebutnya sebagai Fin Komodo generasi pertama. Pada tahun 2008 Fin Komodo karya Ibnu Susilo mulai memasuki pasar otomotif Indonesia.

Pada tahun 2009 Ibnu Susilo mengembangkan generasi kedua, pada tahun 2010 generasi ketiga, pada tahun  2011 generasi keempat, dan Fin Komodo generasi kelima terlahir pada tahun 2017.

Fin Komodo versi Militer (istimewa)

Produksi pertama kalinya sewaktu pada tahun 2008, Ibnu dengan perusahaannya PT Fin Komodo Teknologi hanya mampu membuat satu unit selama 1 tahun. Namun kuantitas produksi meningkat pesat sewaktu  Ibnu Susilo melatih para pelaku UKM dan bermitra dengan 42 UKM yang tersebar di Bandung, Cimahi, Purwakarta, Bekasi, Bogor, Jakarta, sampai Surabaya dan Medan.

Ke-42 UKM tersebut sekarang menjadi rantai pasokan dalam produksi kendaraan roda 4 “off road” asal Cimahi itu. Dengan dukungan dari banyak UKM, kemampuan produksi yang tadinya setahun memproduksi 1 unit meningkat menjadi hanya dalam waktu tiga hari memproduksi 1 unit. Sekarang ini, produksi Fin Komodo bisa mencapai 100 hingga 120 unit dalam setahun.

“Itulah teknologi, harus ‘step by step’, kita tidak bisa langsung besar,” ujar Ibnu Susilo.

Menurut Ibnu Susilo, Fin Komodo yang baru berusia 12 tahun tidak ubahnya siswa kelas 6 SD yang masih sangat hijau. Ibnu Susilo beranggapan bahwa industri yang telah benar-benar matang biasanya pada usia 21 tahun, dan Ibnu Susilo bertekad untuk terus mengembangkan industrinya agar mencapai usia dewasa pada tahun 2026.

“Cita-cita kami pada tahun  2045 Insya Allah Indonesia punya industri otomotif sendiri yang menyambungkan daerah tertinggal, sehingga tidak ada lagi daerah tertinggal sebab ada kendaraan ini,” kata Ibnu Susilo yang merupakan insinyur lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Ibnu Susilo yang lahir di Lamongan 29 Mei 1961 adalah alumni ITS angkatan 1980 yang menyelesaikan tugas akhir rancang Bangun Prototype Pesawat Terbang Ringan Model FLY-BIKE” bergabung dengan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada tahun 1987, ditempatkan pada Staf Junior Engineer Sub Direktorat Aeromechanics.

Mantan menteri perhubungan Jusman Syafii Djamal adalah senior engineer IPTN yang merekrut Ibnu Susilo untuk bergabung dengan industri pesawat terbang pertama di Indonesia dan terlibat dalam proyek Perancangan Pesawat Terbang N250, pesawat terbang pertama buatan anak negeri yang diprakarsai Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ Habibie.

Ibnu Susilo juga terlibat dalam proyek Mobil Nasional yang diprakarsai oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) dengan nama Maleo. Pada tahun 2004 Ibnu Susilo mengundurkan diri dari PT Dirgantara Indonesia dan mendirikan perusahaan sendiri bernama PT Fin Komodo Teknologi.

Jusman Syafii Djamal yang merupakan sahabat dekat Ibnu Susilo, mengisahkan perjalanan dia selama di IPTN yang sama-sama di bawah arahan Profesor BJ Habibie.

Ibnu Susilo dengan emosional bercerita tentang BJ Habibie yang berprinsip melahirkan generasi baru di bidang ilmu pengetahuan teknologi setiap 5 tahun sekali dari bidang pendidikan seperti S1, S2, S3, dan dari bidang pemberdayaan bagi orang-orang yang menciptakan sesuatu dari hasil belajar secara otodidak.

“Pak Habibie berfilsafat bahwa pengembangan teknologi berawal dari akhir dan berakhir di awal. Proses yang panjang telah ditempuh Ibnu Susilo setelah 31 tahun hingga berwujud seperti sekarang ini. Ibnu Susilo adalah contoh hidup dari jerih payah bapak (Habibie). Usaha bapak dari tahun 1976 untuk menciptakan manusia Indonesia yang mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi,” uar Jusman Syafii Djamal di hadapan kreator pesawat terbang N250 dan Presiden Ketiga Republik Indonesia itu. Dirilis Antara 15 Agustus 2017.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *