Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Teknologi Biofloc dan Program Mina Padi untuk Petani

Militer.or.id – Teknologi Biofloc dan Program Mina Padi untuk Petani.

Penebaran 40 ribu benih ikan minapadi di areal luas 15 hektar di sukabumi, 9/9/2017. (Budidaya KKP – DJPB)

Sukabumi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan sekaligus mengenalkan progam mina padi dan bioflok kepada petani di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

“Kedatangan kami ke Desa Cikurutug, Cireunghas, Kabupaten Sukabumi untuk melihat kondisi mina padi yang telah terealisasikan dan mensosialisasikan progam ini kepada masyarakat. Belum banyak masyarakat Cikurutug yang mengetahui mina padi,” ujar Direktur Jenderal Budidaya KKP, Slamet Subjakto, Sabtu 9-9-2017 di Sukabumi.

Secara terminologi Bioflok berasal dari 2 suku kata yaitu bio yang berarti biologi atau hidup dan floc yang berarti gumpalan. BIO-FLOC adalah flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air.

Teknologi Biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok (gumpalan). Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak digunakan di sistem pengolahan air limbah industri dan mulai diterapkan pada sistem pengolahan air media aquakultur.

Penebaran ikan pada Percontohan Minapadi di Cireunghas, Kab Sukabumi, 9/9/2017. (Budidaya KKP – DJPB)

Menurut Slamet Subjakto, KKP juga menyerahkan bantuan kepada kelompok tani untuk segera melaksanakan kegiatan mina padi dan bioflok. Adapun dana dari APBN yang dikucurkan untuk progam mina padi di Kabupaten Sukabumi sebesar Rp1,65 miliar untuk pengembangan di 50 hektare lahan pertanian.

Sementara, untuk progam bioflok di Kabupaten Sukabumi bantuan sebanyak 5 paket sebesar Rp1 miliar yang disalurkan ke lima pondok pesantren yakni Al-Ghifari, As Salam, Al Masyad dan Ridhotul Ta’limil Quran.

Diharapkan progam ini bisa terus berkembang yang tujuannya menambah penghasilan pembudidaya dan petani. Selain panen padi juga dari ikannya.

“Ini sejalan dengan progam peningkatan konsumsi ikan sebagai asupan gizi utama masyarakat Indonesia khususnya di Sukabumi,” jelas Slamet Subjakto.

Slamet mengatakan petani tidak perlu khawatir dengan cara berbudidaya mina padi seperti ini, walaupun lahannya berkurang tetapi keuntungannya malah berlipat ganda.

Bahkan, dari hasil penelitian lahan pertanian mina padi produksi gabahnya malah lebih tinggi karena bulir padinya lebih padat sebab unsur hara yang berasal dari kotoran ikan sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. (Antara).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *