Jangan Lawan Pesawat Tempur Su-35

Jangan Lawan Pesawat Tempur Su-35

Militer.or.id – Jangan Lawan Pesawat Tempur Su-35.

Sukhoi Su-35 ( Ausairpower.net)

Setelah dua tahun perundingan, Indonesia mengumumkan bahwa mereka akan membeli sebelas (11) pesawat tempur Su-35 Rusia untuk menggantikan pesawat F-5 buatan AS yang telah tua dan grounded. Indonesia awalnya membahas untuk mendapatkan 16 Su-35 dan masih mungkin jika kesepakatan Agustus 2017 berjalan.

Indonesia melakukan tawar-menawar yang keras dan saat membayar $ 104 juta per pesawat (termasuk perawatan, suku cadang dan dukungan teknis), hanya 15 persen yang dibayar tunai. Setengah harga pesawat dibayar dengan barang Indonesia. Ini terdiri dari barang-barang yang harus diimpor oleh Rusia dari barang produksi Indonesia seperti : minyak sawit, karet, kopi, kakao, teh, ikan olahan, kopra, dan rempah-rempah. Indonesia juga memiliki beberapa barang manufaktur yang bisa dipakai Rusia seperti :alas kaki, furnitur, kertas, tekstil dan beberapa jenis mesin. Indonesia juga memproduksi beberapa barang terkait pertahanan. Lalu ada 35 persen dari harga pesawat yang akan diimbangi. Ini termasuk transfer teknologi untuk komponen dan layanan (maintenance, assembly) yang akan dilakukan di Indonesia. Offset 35 persen untuk pembelian terkait pertahanan adalah standar ketentuan pemerintah Indonesia. Rincian offset dan ekspor ke Rusia masih harus dikerjakan. Rusia sangat ingin membuat penjualan ini berhasil karena akan menjadi penjualan ekspor kedua untuk Su-35.

Penjualan ekspor pertama adalah ke China, yang menerima Su-35 pertama pada tahun 2016. Karena seringnya penyalinan ilegal (illegal copying) teknologi Rusia, ini diharapkan menjadi pesawat tempur Rusia terakhir yang diekspor ke China. Penjualan Indonesia penting karena dapat membantu meyakinkan pelanggan potensial lainnya (UEA, Pakistan, Vietnam, Aljazair, Kazakhstan dan Mesir) yang telah negosiasi dengan Rusia. Brasil dan Korea Selatan menolak Su-35, sementara Venezuela dan Libya tertarik tapi keduanya mengalami masalah politik dan keuangan. Saat ini Rusia memiliki sekitar 60 Su-35 dan China memiliki empat (dari 24 pesanan). Rusia menerima Su-35 pertamanya pada tahun 2013 dan empat dikirim ke Suriah pada awal 2016 untuk beberapa pengalaman tempur. Ini ternyata berhasil, terutama saat mengirim bom pintar buatan Rusia.

Di atas kertas, Su-35 sangat mengesankan. Ini pesawat tempur berbobot 34 ton yang lebih bermanuver daripada yang asli, Su-27, berbobot 33 ton yang dijadikan basis, dan memiliki banyak elektronik yang lebih baik. Su-35 bisa menjelajah di atas kecepatan suara. Biayanya menghabiskan hampir dua kali lipat dari Su-27. Biayanya menjadi sekitar $ 80 juta (untuk model barebones), seharga biaya termahal (top-of-the-line) varian F-16. Su-27 awalnya dikembangkan untuk menandingi F-15, yang lebih besar dari mesin tunggal F-16. Ukuran yang lebih besar dari Su-27/30/35 memungkinkan desainer untuk melakukan lebih banyak hal dengan pesawat dalam hal modifikasi dan penyempurnaan.

Su-35 memiliki beberapa kemampuan stealth (siluman) (atau setidaknya tidak terdeteksi oleh kebanyakan radar pesawat tempur). Rusia mengklaim Su-35 memiliki masa pakai 6.000 jam terbang dan mesin yang bagus selama 4.000 jam. Rusia menjanjikan avionik kelas dunia, ditambah kokpit yang sangat ramah dengan pilot. Penggunaan banyak thrusters bersama dengan fly-by-wire membuat pesawat terbang lebih bermanuver daripada Su-30 (improved/tweak dari su-27s menjadi sangat lincah). Su-35 dalam pengembangan selama 20 tahun sebelum dinyatakan siap berproduksi pada tahun 2005. Namun, saat itu ada masalah dengan mesin baru (new engine) yang memberikannya kinerja superior. Rusia mengatakan masalah mesin telah terpecahkan, tapi hanya waktu yang akan mengatakan apakah itu benar.

Su-35 tidak dimaksudkan untuk menjadi saingan langsung bagi pesawat F-22 karena pesawat Rusia ini tidak full siluman. Su-35 membawa autocannon 30 mm (dengan 150 peluru) dan sampai delapan ton amunisi, tergantung pada 12 titik cantolan (hard point). Ini mengurangi stealthiness (kemampuan siluman), sementara senjata yang dibawa F-22 dan F-35 menggunakan internal bay untuk bom dan rudal. Tapi jika manuver dan elektronik canggih dari Su-35 yang diusulkan sesuai dengan janji, pesawat akan lebih unggul terhadap setiap pesawat tempur di luar sana kecuali F-22. Karena Su-35 dijual dengan harga di bawah $ 100 juta, pasti ada banyak pembeli. “Belum ada” sehingga Rusia sangat ingin mengubahnya untuk memperbaiki reputasi Su-35.

Angkatan Udara Indonesia mencoba pulih dari keterpurukan selama dua dekade. Pada akhir 1990-an Indonesia, terhalang untuk menerima suku cadang dan dukungan dari jet tempur Amerika (sepuluh F-16, dan enam belas F-5) lalu beralih ke Rusia. A.S. dan Barat pada umumnya, marah kepada pemerintah Indonesia saat itu karena dituduh keras terhadap rakyatnya. Antara tahun 2003 dan 2013 Rusia mengirimkan enam jet tempur Su-27 dan delapan Su-30MK2 yang lebih maju. Pada saat itu beberapa dari pesawat tempur ini operasional karena Rusia telah mengirimkan sedikit senjata untuk mereka. Itu semua tentang uang, atau kekurangannya. Misalnya di tahun 2009 Qatar telah menawarkan kepada Angkatan Udara Indonesia sepuluh pesawat tempur Mirage Prancis bekas pakai, namun anggarannya tidak cukup untuk memelihara dan mengoperasikan pesawat yang lebih tua itu. Saat itu hanya sepuluh dari F-16 yang flyable dan hanya dua dari F-5.

Pada tahun 2010 sebuah pemerintahan baru dan reformasi telah memperbaiki reputasi Indonesia sampai pada titik di mana Amerika Serikat kembali bersedia memberikan dukungan untuk F-16 dan juga 24 unit lainnya. Sebagian besar (18) dari 24 F-16 gratis dan refurbished telah dikirim dengan empat pesawat yang tiba pada bulan Maret 2017. (strategypage.com, 10/9/2017).

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *