Kehadiran Javelin di Ukraina Tak Ubah Keseimbangan Militer

Kehadiran Javelin di Ukraina Tak Ubah Keseimbangan Militer

Militer.or.id – Kehadiran Javelin di Ukraina Tak Ubah Keseimbangan Militer.

FGM-148 Javelin, rudal anti tank buatan Amerika Serikat © US Army via Wikimedia Commons

Militer.or.id – Menyusul penerimaan Ukraina atas rudal anti-tank “Javelin” awal pekan ini, Loud & Clear mengadakan wawancara dengan Mark Sleboda, seorang analis urusan internasional dan keamanan, membahas implikasi kehadiran FGM-148 Javelin untuk militer Ukraina.

“Sistem senjata ini, meski merupakan salah satu sistem anti-tank yang lebih baik di dunia, tidak akan mengubah keseimbangan militer di Ukraina”, tutur Sleboda kepada host Loud & Clear, John Kiriakou dan Brian Becker.

Kita sedang membicarakan 37 peluncur dan 210 rudal. Tank-tank belum dipergunakan dalam konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun. Mayoritas kematian yang ada disana disebabkan oleh tembakan penembak jitu dan artileri. Ini tidak akan mengubah keseimbangan militer, demikian menurut analis itu saat berbicara tentang ketegangan antara pemerintah pusat di Kiev dan otoritas berbahasa Rusia dari Republik Donetsk dan Lugansk yang memproklamirkan diri di lembah Sungai Donbass.

“Sebagaimana Obama mencatat ketika dia menjabat sebagai presiden AS dan menolak untuk mengirimkan bantuan mematikan, pemerintah Rusia selalu memiliki dominasi atas eskalasi Ukraina, itu berarti jauh lebih banyak bagi mereka, itu jauh lebih dekat dengan mereka dan mereka pun akan merespon lewat sejumlah cara yang mungkin asimetris guna meningkatkan kapasitas dari Ukraina Timur untuk dapat menolak rezim putsch yang mana didukung oleh AS yang telah menduduki Kiev sejak tahun 2014”, terang Sleboda.

Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS atau DSCA, yang memfasilitasi penjualan senjata asing untuk Pentagon bersama-sama Departemen Luar Negeri, sebagian besar sependapat dengan analisis Sleboda bahwa Javelin tidak akan secara serius mengubah situasi keamanan regional.

Penjualan peluncur dan rudal FGM-148 Javelin senilai $ 47 juta tidak akan mengubah keseimbangan militer dasar di kawasan tersebut, menurut keterangan DSCA dalam rilis berita pada bulan Maret.

John Deni, seorang profesor riset di Strategic Studies Institute dan mantan penasehat politik untuk Angkatan Darat Amerika Serikat atau US Army, pada bulan Desember lalu menulis bahwa untuk menghindari ketegangan yang terus meningkat antara Moskow dan Washington.

AS harus memimpin NATO untuk mengakui telah membuat kesalahan ketika mereka mendeklarasikan secara prematur bahwa Ukraina dan Georgia akan menjadi anggota aliansi NATO pada tahun 2008 silam.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *