Menaruh Asa pada Pelabuhan Tutukembong MTB

Menaruh Asa pada Pelabuhan Tutukembong MTB

Militer.or.id – Menaruh Asa pada Pelabuhan Tutukembong MTB.

Pelabuhan laut Tutukembong di Maluku Tenggara Barat. (wikipedia)

Ambon – Warga masyarakat Kecamatan Nirunmas, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku, berharap agar pelabuhan Tutukembong dimaksimalkan fungsinya demi peningkatan ekonomi di daerah mereka.

“Pelabuhan laut di Tutukembong yang diresmikan Presiden Joko Widodo tanggal 6 April 2016 sampai sekarang ini belum maksimal fungsinya,” ujar tokoh masyarakat setempat, Elias Fenanlambir, dalam pembicaraan dengan Antara, pada Jumat 1-9-2017

Elias Fenanlambir mengatakan, pelabuhan itu sejak diresmikan, baru beberapa kali disinggahi kapal, baik perintis maupun kapal barang, tetapi sekarang ini tidak ada kapal penumpang yang singgah.

Akibatnya, warga di wilayah itu harus ke Saumlaki, ibu kota MTB, atau kota Larat, Tanimbar Utara mengalami kesulitan setiap kali ingin bepergian ke luar daerah. Menurut Elias, tujuan pembangunan pelabuhan Tutukembong oleh Pemerintah pusat, jelas yakni memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi laut, termasuk menekan angka kemahalan harga barang.

Kalau jarang disinggahi kapal, artinya anggaran miliaran rupiah untuk pembangunannya menjadi sia-sia.
“Oleh sebab itu, kami minta perhatian serius Kementerian Perhubungan agar segera mengevaluasi jalur pelayaran kapal perintis yang semula digunakan, sehingga ke depan bisa tepat sasaran sebagaimana kebutuhan masyarakat,” ujar Elias Fenanlambir.

Elias Fenanlambir juga mengatakan sebaiknya Tutukembong menjadi pelabuhan transit menuju Ambon, apalagi kebutuhan masyarakat bepergian ke Ambon terbilang ramai. “Tutukembong berada di tengah pulau Yamdena, jadi akses masyarakat dari Wertamrian, Kormomolin, dan Nirunmas lebih dekat,” tutur Elias Fenanlambir.

Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Saumlaki, Ferra J. Alfaris saat dikonfirmasi menyatakan, 3 kapal perintis yang melintasi jalur pelabuhan itu, seperti KM Maloly yang berpangkalan di Ambon sedang rusak, sementara KM Sabuk Nusantara 41 dan KM Wetar yang berpangkalan di Saumlaki sekarang ini sedang docking.

“Jadi kalau dibilang tidak ada kapal yang singgah di pelabuhan Tutukembong, itu tidak benar, sebab ada kapal tetapi ada yang rusak dan ada yang sedang docking. Selain itu, baru beberapa waktu kemarin itu ada kapal barang yang singgah membawa beras maupun ada juga yang membawa material untuk pekerjaan konstruksi,” ujar Ferra J. Alfaris.

Ferra J. Alfaris membenarkan bahwa awalnya pelabuhan Tutukembong dibangun sebagai pos singgah dalam jaringan trayek. Pelabuhan Tutukembong dibangun sejak 2012-2015 dengan biaya APBN dan mempunyai sejumlah fasilitas berupa dermaga seluas 70×8 m2 dan dapat disinggahi kapal ukuran 1.000 DWT, trestle seluas 550×6 m2, causeway seluas 310×6 m2.

Fasilitas daratnya meliputi terminal, kantor, pos jaga, rumah pompa dan 1 unit genset. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan pengumpan, yakni sebagai prasarana bongkar muat barang dan penumpang dan melayani angkutan laut perintis.

Pembangunan pelabuhan Tutukembong merupakan wujud komitmen pemerintah membangun infrastruktur trasnportasi guna meningkatkan konektivitas di wilayah perbatasan, terluar dan rawan bencana. Antara, 1-8-2017.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *